Banyak orang Jawa, mengalami kesulitan ketika diminta untuk menjelaskan peristiwa “tertabraknya seseorang oleh kendaraan yang sedang mundur” dalam bahasa lain. Sementara pada bahasa-nya, dengan mudah dia akan menggunakan satu kata spesifik, kunduran. Contoh kata lain dalam bahasa Jawa yang tidak mempunyai padanan tepat dalam bahasa Indonesia adalah mbedhedeg, untuk menjelaskan keadaan makanan yang sudah tidak hangat lagi sehingga rasanya agak tidak enak. Mungkin pemakai bahasa lain juga mengalami kesulitan yang sama ketika diminta menerjemahkan suatu kata dalam bahasanya.
Jika hal itu terjadi dalam sebuah kata, bagaimana dengan sebuah kalimat, sebuah paragraf, apalagi sebuah buku.
Berniat memperkaya bacaan, saya dengan girang membeli buku berjudul Anna Karenina ketika menemukan buku ini di Gramedia Kota Baru, Yogyakarta beberapa waktu silam. Buku ini adalah salah satu karya dari pengarang terkenal Rusia, Leo Tolstoy. Umur cerita Anna Karenina ini sudah lebih dari seabad.
Buku yang saya beli tersebut merupakan versi bahasa Indonesia yang dialihbahasakan oleh Svetlana Belova. Setelah membaca habis buku tersebut, barulah saya tahu kalau Anna Karenina yang saya pegang adalah versi yang “dipendekkan”. Dari 864 halaman buku Anna Karenina asli oleh Tolstoy dalam bahasa Rusia, versi Svetlana Belova ini hanya sepanjang kurang dari 200 halaman.
Kecewakah saya? Ya dan tidak. Ya, karena saya merasa tertipu. Saya ingin membaca Anna Karenina untuk memperluas wawasan literasi saya. Nyatanya, Anna Karenina-nya Svetlana Belova ini hanya saya baca dalam waktu tiga hari. Setelah itu, saya mendapati bahwa saya hanya membaca sebuah “sinopsis” Anna Karenina. Kalimat pembuka novel Anna Karenina yang terkenal (seluruh keluarga bahagia, bahagia dengan cara yang sama; keluarga tak bahagia, tak bahagia dengan cara masing-masing) bahkan sama sekali tidak saya temukan dalam buku tersebut.
Tidak juga sih. Karena mungkin versi pendek Anna Karenina ini menjadi salah satu cara agar saya membaca Anna Karenina, karya legendaris yang telah diterbitkan dalam 40 bahasa. Saya bukan pembaca bacaan kelas berat. Anna Karenina dengan panjang hanya 200 halaman dan tidak terlalu bertele-tele, membuat saya betah untuk menyelesaikan buku tersebut. Penerbit buku ini, Gradien Meditama, memang menargetkan buku ini bagi pembaca pemula, hanya saja sayangnya keterangan tersebut ada di dalam buku alih-alih di sampulnya.
Anna Karenina versi Svetlana Belova bisa dibilang adalah sebuah karya yang berbeda dengan Anna Karenina-nya Tolstoy, bukan sekedar terjemahan. Berhubung saya tidak mungkin membaca Anna Karenina versi Tolstoy yang asli (saya tidak bisa bahasa Rusia), agaknya saya harus menerima Anna Karenina versi Svetlana Belova itu. Versi ini adalah versi dimana Anda bertanya kepada Svetlana Belova, “Anna Karenina ceritanya tentang apa sih?” dan kemudian Svetlana menceritakannya dengan bahasanya sendiri. Mungkin cukup untuk Anda tahu bagaimana cerita Anna Karenina dan menikmati keseruan lika-likunya, tetapi mungkin tidak cukup untuk menggambarkan masterpiece Anna Karenina oleh Tolstoy.
Anda tidak bisa menyalahkan Svetlana, seperti ketika Anda tidak bisa menyalahkan orang Jawa kesulitan menjelaskan dengan singkat arti “kunduran” atau “mbedhedeg“.
nek ngendal – seperti yang biasa terjadi pada kuah bakso – kuwi bahasa indonesiane opo, chiell?
nek ngendal – seperti yang biasa terjadi pada kuah bakso – kuwi bahasa indonesiane opo, chiell?