dalam Professional Opinion

LendingClub, Meminjamkan Uang Tanpa Risiko

Tulisan ini adalah bagian kedua dari trilogi mengenai the Rising of Startup FinTech in Indonesia.
Anda bisa membaca bagian pertama di sini.
Ternyata, ada proses bisnis yang bisa membuat startup FinTech menghindari risiko yang seharusnya 
mereka tanggung. LendingClub telah melakukannya sejak 8 tahun lalu.

Di luar negeri, startup yang menyediakan bisnis peminjaman uang bukan hal baru. Mulai personal loan, house mortgage, student loan, bahkan hingga business loan, ada startup financial technology di mana orang bisa mendapatkan pinjaman. Salah satunya adalah LendingClub, sudah ada sejak tahun 2007 dan telah memberikan pinjaman sebesar USD 9 miliar sejak peluncurannya.

Jika UangTeman adalah Bhinneka, maka LendingClub semacam BukaLapak untuk pinjaman. Anda bisa mengajukan pinjaman kepada LendingClub, sementara orang lain yang kelebihan uang, bisa memberikan pinjaman dengan memilih di antara banyak permohonan yang ada. LendingClub adalah pasar di mana penjual dan pembeli bertemu, sekaligus berperan sebagai otoritas yang menentukan harga di pasar tersebut.

Lending-Club-HIW

LendingClub akan menentukan bunga masing-masing pinjaman berdasarkan risiko pinjaman itu sendiri. Debitur pemula dengan profil yang tidak jelas akan dikenakan bunga besar. Per 31 Maret 2015, debitur seperti ini rata-rata dikenakan bunga 25,13%. Jika meminjam dengan jangka waktu sebulan atau lebih, ini masih lebih murah dibandingkan dengan UangTeman. Sedangkan debitur yang lebih kredibel dan sudah dikenal, dapat memperoleh bunga yang jauh lebih murah dari bank, secara rata-rata hanya 7,15%.

Apa yang dilakukan LendingClub sebenarnya sama dengan apa yang dilakukan oleh bank yaitu mempertemukan antara pemilik dana berlebih dengan orang yang butuh dana. Bedanya, bank melakukan keduanya (menarik dana dan meminjamkannya) untuk keuntungan Bank. Sedangkan LendingClub hanya menarik biaya layanan sebesar 1% setiap kali pemilik dana mendapatkan pembayaran uangnya kembali. Sebenarnya ini agak curang, karena pemilik dana menjadi hanya menerima 99% dari uang yang dipinjamkannya. Namun sebagai gantinya, pemilik dana mendapatkan bunga, dengan dikurangi 1% jatah untuk LendingClub. Tetapi tetap saja biaya 1% itu hitungannya sangat kecil dibandingkan dengan apa yang ditarik oleh bank dari nasabahnya.

Bagaimana LendingClub bisa mengenakan biaya sekecil itu? Jawabannya ada pada dua faktor yang saya sebutkan pada tulisan pertama: biaya operasional dan manajemen risiko.

Biaya operasional LendingClub relatif rendah karena semua proses dilakukan secara online, tak ada proses tatap muka yang diperlukan. Lalu bagaimana dengan biaya manajemen risiko? Bukankah dengan melakukan semuanya secara online akan mendatangkan risiko yang tinggi karena peminjam dana tidak diketahui dengan jelas?

Inilah kunci dari proses bisnis LendingClub. Mereka memindahkan risiko gagal bayar kepada pemilik dana. Seperti yang telah diungkap sebelumnya, pemilik dana dapat memilih sesuka hati aplikasi yang ingin dibiayai. Pemilik dana bisa memilih mendapat bunga tinggi dengan dengan meminjamkan uang kepada peminjam pertama yang belum diketahui latar belakangnya, dengan risiko gagal bayar yang lebih besar. Namun, pemilik dana juga bisa bermain aman mendapatkan bunga secukupnya dengan meminjamkan uang pada orang yang sudah berkali-kali meminjam dan terbukti memiliki history pembayaran yang bagus.

Pilihan tersebut diserahkan kepada pemilik dana. Jika peminjam tidak membayar, LendingClub tidak mempunyai kewajiban untuk melakukan penagihan. Hukum investasi high risk high return berlaku di sini. Skema seperti ini, menguntungkan LendingClub karen tidak perlu menyisihkan biaya manajemen risiko.

Tetapi, bukan hanya LendingClub yang diuntungkan dengan skema bisnis seperti itu. Peminjam akan memperoleh kesempatannya untuk memperoleh pinjaman, yang bisa jadi tidak diperolehnya di bank-bank konvensional. Jika berhasil membuktikan kredibilitasnya, peminjam juga bisa menikmati bunga yang jauh lebih ringan daripada bunga bank. Sedangkan bagi pemilik dana, mereka bisa mendapatkan bunga atas dananya dengan besarnya bisa disesuaikan berdasarkan tingkat risiko yang mereka tentukan.

Semua menang, semua senang.

Berikutnya, kemunculan UangTeman justru adalah pertanda bagus.

Tinggalkan Balasan untuk lasri mariati Batalkan Balasan

Tulis Komentar

Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

  1. Assalamualailum
    selamat malam,saya membaca di internet bahwa anda memberikan jasa pinjam uang tanpa jaminan. saya ingin meminjam uang sebesar 4jt untuk menebus ijazah sma saya yang masih ditahan karena masih ada tunggadkan. saya tidak berani minta kepada orangtua saya karena kkeasaan mereka sekarang sedang dalam keadaan serba berkecukupan. saya janji saya akan mengembalikan uang anda dengan dicicil tiap bulannya sampai lunas. saya bersumpah demi allah saya akan mengembalikannya . saya mohon bantuan anda karena saya tidak tahu harus ngapain lagi.sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih
    wassalamualaikum

  2. Saya hanafi,,,saya ingin meminjam uang 2jt apakah bisa dibantu,,,saya ingin mendaftarkan adik saya sekolah paket,,,mohon dibantu bapak/ibu…
    Terimkasih

Webmentions

  • Melihat Lebih Dekat Proses Bisnis UangTeman | CreActivelabs Blog 23 Februari 2016

    […] – Tulisan ini pertama kali dimuat di situs pribadi Andi Miftachul [1] [2]. […]

  • Dailysocial - Melihat Lebih Dekat Proses Bisnis UangTeman 23 Februari 2016

    […] – Tulisan ini pertama kali dimuat di situs pribadi Andi Miftachul [1] [2]. […]

  • Melihat Lebih Dekat Proses Bisnis UangTeman – andimif.com 23 Februari 2016

    […] Berikutnya, bagaimana proses bisnis yang memungkinkan bunga yang lebih murah dari bank tradisional. […]

  • The Rise of FinTech Startup in Indonesia – andimif.com 23 Februari 2016

    […] Tulisan ini adalah bagian ketiga dan terakhir dari trilogi mengenai the Rising of Startup FinTech in Indonesia. Kemunculan UangTeman, bisa jadi akan mendorong pertumbuhan startup serupa. Baca bagian sebelumnya di sini. […]