CISA bukanlah gelar yang tepat untuk dibanggakan kepada orang tua, tak seperti saat seorang anak pulang sekolah dan mengabarkan pada orang tuanya, “Pak, aku rangking satu di kelas”. Kebanyakan orang tua akan bengong saat anaknya pulang ke rumah dan langsung berkata “Pak, aku lulus CISA, lho!”.
Namun, dengan gelar CISA (Certified Information System Auditor) bisa jadi pengetahuan dan wawasan bertambah, pekerjaan lebih mudah, dan karir gesit melangkah. Kalau sudah begitu, tentu orang tua juga menjadi bangga.
Untuk bisa lulus CISA dan diakui secara internasional sebagai IT Auditor bersertifikasi, ada dua syarat utama yang harus dipenuhi, lulus ujian CISA dan mempunyai lima tahun pengalaman sebagai Auditor IT. Syarat yang kedua relatif lebih mudah dipenuhi. Tiga diantara lima tahun pengalaman tersebut dapat disubstitusi: dua tahun disubstitusi dengan gelar sarjana ditambah satu tahun pengalaman sebagai audit non-IT atau pekerjaan terkait IT lainnya.
Seorang sarjana Ilmu Komputer dengan pengalaman minimal satu tahun sebagai programmer, tinggal mengejar dua tahun pengalaman sebagai IT auditor. Oh ya, dan harus lulus ujian CISA.
Ini bagian yang rada sulit. Ujian CISA terdiri dari 200 soal dalam waktu 4 jam (setiap soal hanya punya waktu satu menit lebih sedikit). Soal berupa pilihan ganda dalam bahasa Inggris (kecuali buat yang jago bahasa Mandarin, mungkin bisa mempertimbangkan untuk ujian dalam bahasa Mandarin). Ada lima domain area yang diujikan dengan persentase yang berbeda-beda.
Rada sulit, karena tidak tepat rasanya kalau disebut sangat sulit. Faktanya, pada Juni 2007, di Hongkong, 187 peserta berhasil lulus dari 392 orang yang mengikuti tes (47,7%). Sedangkan pada Desember 2007, presentase kelulusan meningkat tipis dengan 49% (154 dari 312) peserta lulus. Sayangnya, ISACA Indonesia tidak merilis statistik yang serupa sehingga kondisi di Indonesia tidak dapat digambarkan. Tetapi dari data di Hongkong menunjukkan bahwa hampir separuh peserta bisa lulus. Setidaknya tingkat kesulitan CISA tidak pake banget.
Latihan Soal
Datang ke ujian CISA tanpa belajar sama seperti datang ke ujian SIM A tanpa pernah pegang mobil sama sekali. Dijamin nabrak. Masih untung kalau tidak nabrak pak polisi yang nguji.
Cara paling efektif untuk belajar ujian CISA sama dengan belajar saat Ujian Nasional atau SPMB dan ujian sejenisnya. Belajar soal. ISACA menyediakan software untuk simulasi dan latihan soal ujian CISA, di internet juga banyak kalau mau nyari, bahkan di website ISACA pun ada.
Untuk bisa punya software latihan soal dari ISACA memang harus membeli. Namun, sumber daya yang paling penting untuk dialokasikan dalam latihan soal CISA justru bukanlah uang, melainkan waktu.
Seperti yang sudah dibahas tadi, satu soal CISA rata-rata membutuhkan waktu kurang lebih satu menit. Artinya, kalau mau latihan 100 soal CISA setiap hari, rata-rata waktu yang dibutuhkan kurang lebih 100 menit alias hampir dua jam. Belum lagi, kalau mau beneran simulasi ujian, harus bener-bener nyoba 200 soal dalam empat jam.
Untuk karyawan kantoran di Jakarta, dua jam ini waktu yang lumayan berharga dan gampang-gampang susah mencarinya. Andai software latihan soal CISA ini ada dalam aplikasi Android, alangkah bahagianya bisa nyicil latihan soal sembari nunggu kereta. Sayangnya versi aplikasi Android itu tidak ada, maka dua jam yang berharga itu memang harus dicari dan dialokasikan. Setengah jam sebelum bersiap berangkat kantor, setengah jam waktu makan siang, dan sejam sebelum tidur mungkin bisa menjadi salah satu cara menyiasati waktu dua jam tersebut.
Belum lagi, dua jam perhari itu masih kurang kalau baru disediakan satu bulan sebelum hari H. Dua bulan kira-kira adalah waktu minimal. Pasalnya, materi ujian CISA lumayan banyak, terdiri dari lima domain yaitu The Process of Auditing Information Systems, Governance and Management of IT, Information Systems Acquisition, Development and Implementation, Information Systems Operations, Maintenance and Support, serta Protection of Information Assets. Dua bulan itu waktu yang cukup untuk mengetahui domain mana yang kira-kira kurang dipahami dan belajar secara spesifik domain tersebut sambil belajar keseluruhan materi.
Man Jadda Wa Jada
Kunci untuk dapat menemukan waktu belajar untuk ujian CISA adalah kesungguhan. Tanpa kesungguhan, membuka kembali laptop di rumah setelah lelah seharian bekerja malesnya mirip dengan rasa males untuk bangun pagi di hari libur. Tanpa kesungguhan, yang muncul hanyalah kalimat demotivasional seperti “Ah, besok masih ada waktu.”.
Menemukan kesungguhan dapat dilakukan dengan membayangkan hari di mana email notifikasi hasil ujian datang dan kata yang artinya “gagal” ada dalam email. Betapa malunya udah terlanjur ngomong ke banyak orang kalau mau ujian CISA. Dan betapa sia-sianya uang tak kurang dari 600 dollar yang telah digunakan untuk membayar biaya ujian. Sia-sianya waktu yang telah terbuang sebelumnya. Andai waktu itu bisa terulang kembali dan rasa malas itu bisa diusir. Oh iya, ini kan masih membayangkan, jadi rasa malasnya bisa diusir sekarang.
semoga sukses!
Semangattt dan sukses
klu dr diplomaa accounting bs ikut ujian cisa ya…dengan pengalaman 10 tahun ???
Bisa, pak.
Syarat ijazah hanya untuk membantu mereka yang belum punya pengalaman Audit IT selama 5 tahun. Kalau sudah punya pengalaman Audit IT 5 tahun, syarat ijazah akademis tidak diperlukan lagi.