Salah satu oleh-oleh mudik yang cukup sering saya bawa dari Kudus adalah kecap. Kecap bukan sembarang kecap, tapi Kecap No. 1 cap THG. Saya tahu kalau semua kecap memang mengaku sebagai yang nomor satu. Tapi bagi lidah saya, kecap ini memang nomor satu. Mulai dari sejak kuliah di Yogyakarta hingga lebaran yang baru saja berlalu, saya beberapa kali membawa sebotol kecap ini ke perantauan.
Di luar Kudus, kecap THG memang tidak mudah untuk ditemukan. Kemungkinan karena rasanya tidak terlalu cocok dengan selera kebanyakan orang. Kecap THG kental dan manis, yang bagi banyak orang (orang Jawa sekalipun) mungkin terlalu manis. Hanya orang Kudus yang merasa cocok dengan rasa manis ini. Mungkin saja, ini sekedar pendapat, bisa jadi benar bisa juga ngawur: rajin mengkonsumsi kecap ini sejak kecil adalah rahasia kenapa saya manis banget.
Sepanjang ingatan saya, kecap ini selalu dipakai oleh keluarga saya. Membawa kecap THG ke perantauan adalah salah satu cara sederhana untuk bisa merasakan “rumah”. Sekedar tempe, tahu, atau telur ceplok, dengan nasi dan kecap ini, adalah kehangatan bagi mereka yang merindu.