The Rise of FinTech Startup in Indonesia

Tulisan ini adalah bagian ketiga dan terakhir dari trilogi mengenai the Rising of Startup FinTech in Indonesia. Kemunculan UangTeman, bisa jadi akan mendorong pertumbuhan startup serupa.
Baca bagian sebelumnya di sini. 

LendingClub hanyalah salah satu startup FinTech (begitu financial technology secara lebih seksi disebut) yang sedang bersinar. Saat ini, startup-startup FinTech semacam bunga yang mekar dengan cepat, cantik dan wanginya menarik banyak kalangan. Salah satu pertandanya, hanya dalam semester pertama 2015 dana investasi sebesar USD 12,4 miliar disuntikkan oleh para investor ke berbagai startup FinTech. Dengan kurs saat ini, uang sebesar itu cukup untuk membiayai seluruh pemilihan (umum dan daerah) di Indonesia sejak reformasi 1998.

http://raconteur.net/financial-services-technology-2014

Kehadiran startup-startup FinTech bahkan sudah mulai membunyikan alarm peringatan bagi bank. Mereka mampu memberikan pelayanan sama kepada nasabah dengan harga yang lebih murah. Meskipun masih jauh dari menggeser bank-bank raksasa dari bisnisnya, startup FinTech ini sudah mulai ikut memakan kue yang harusnya menjadi bagian bank.

Kehadiran UangTeman di Indonesia, meskipun dengan citra negatif yang mengiringinya, bagi saya menjadi suatu kegairahan tersendiri. Lanjutkan membaca

LendingClub, Meminjamkan Uang Tanpa Risiko

Tulisan ini adalah bagian kedua dari trilogi mengenai the Rising of Startup FinTech in Indonesia.
Anda bisa membaca bagian pertama di sini.
Ternyata, ada proses bisnis yang bisa membuat startup FinTech menghindari risiko yang seharusnya 
mereka tanggung. LendingClub telah melakukannya sejak 8 tahun lalu.

Di luar negeri, startup yang menyediakan bisnis peminjaman uang bukan hal baru. Mulai personal loan, house mortgage, student loan, bahkan hingga business loan, ada startup financial technology di mana orang bisa mendapatkan pinjaman. Salah satunya adalah LendingClub, sudah ada sejak tahun 2007 dan telah memberikan pinjaman sebesar USD 9 miliar sejak peluncurannya.

Jika UangTeman adalah Bhinneka, maka LendingClub semacam BukaLapak untuk pinjaman. Anda bisa mengajukan pinjaman kepada LendingClub, sementara orang lain yang kelebihan uang, bisa memberikan pinjaman dengan memilih di antara banyak permohonan yang ada. LendingClub adalah pasar di mana penjual dan pembeli bertemu, sekaligus berperan sebagai otoritas yang menentukan harga di pasar tersebut.

Lending-Club-HIW

LendingClub akan menentukan bunga masing-masing pinjaman berdasarkan risiko pinjaman itu sendiri. Lanjutkan membaca

Melihat Lebih Dekat Proses Bisnis UangTeman

Tulisan ini adalah bagian pertama dari trilogi mengenai the Rising of Startup FinTech in Indonesia. Pada bagian pertama ini, saya mencoba melihat lebih dekat proses bisnis UangTeman dan menjelaskan   kenapa bunga UangTeman sedemikian mahal.

Munculnya UangTeman, startup yang mau meminjami Anda uang, menimbulkan banyak respon yang umumnya negatif. Firdaus Djaelani, Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non Bank Otoritas Jasa Keuangan, dengan tega (namun jujur) bahkan menyebut UangTeman sebagai rentenir jenis baru yang memanfaatkan teknologi. Jika Anda meminjami saya uang dengan bunga 1% per hari, saya pun akan lebih suka memanggil Anda lintah darat daripada harus menyebut Anda dengan sebutan teman.

Sumber: https://housebuyfast.co.uk/

Bunga setinggi itu harus dikenakan oleh UangTeman karena walaupun seakan-akan mereka memanfaatkan teknologi, proses bisnis mereka sebenarnya tidak lebih bagus daripada proses bisnis bank tradisional. Meskipun pengajuan pinjaman dapat dilakukan secara online, untuk pinjaman pertama calon nasabah UangTeman tetap harus melakukan hal yang dilakukan oleh semua calon nasabah bank, datang ke kantor. Hal ini mengharuskan UangTeman membuat kantor cabang hingga di beberapa kota di mana mereka ingin beroperasi.

Masih perlunya proses tatap muka ini adalah kelemahan utama UangTeman yang mengaku berbasis teknologi. Lanjutkan membaca

Get Closer with UangTeman’s Business Model

This post published in DailySocial, August 5th, 2015.

UangTeman, a startup that lends you money, draws many negative responses. Firdaus Djaelani, Financial Service Authority’s Executive Head of Non-Bank Industry Supervisors, mercilessly (yet honestly) stated that UangTeman is a new form of userer that makes use of technology. Well, if you lend me a million with 1% of daily interest attached, I would prefer calling you a userer rather than a friend.

Such high interest is implemented by UangTeman since, sadly but true, its business model isn’t more modern than traditional bank’s, although utilizing technology within the operational process. Although users may practically apply for the loan online, first time users must still come to UangTeman’s office to complete the process. This forces UangTeman to establish a branch office in every city it operates.

This face-to-face process is UangTeman’s serious flaw. Every new branch office means more costs to spent. This is actually what startups need to avoid, by making everything online. Lanjutkan membaca